Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Traveling ke Filipina

Gimana judul di atas? Udah kayak On The Spot Trans 7 belom?

Anyway,

Di bulan Desember kemarin, gua dan Tirta melakukan #PinoyTrip; jalan-jalan ke Filipina dengan minim persiapan. Gua bahkan baru tau apa itu Boracay 2 minggu sebelum keberangkatan. Kilat banget deh nyiapin ini itunya. Bukan cuma kilat nyiapinnya, tapi kilat juga jalan-jalannya. Total kita di sana selama 5 hari dan berhasil menginjakkan kaki di 4 kota: Angeles City, Boracay, Kalibo, dan Manila.



Sepanjang perjalanan, gua menyimpulkan sepertinya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin traveling ke Filipina, terutama bagi pelancong yang datang dari Indonesia. Semoga postingan ini berguna bagi nusa dan bangsa. Ini adalah bentuk sumbangsih gua buat negara.

Auwo.

1. Hati-hati nyebrang jalan!


Hampir setiap gua nyebrang jalan di Filipina, baik itu di Angeles City, Boracay, Kalibo, atau Manila, gua pasti nyaris ketabrak mobil. Bukan karena kendaraan di sana cepet-cepet atau bersupir orang Medan, tapi karena arah kedatangan mobil di Filipina terbalik dari di Indonesia.

Itu karena posisi kendali (supir) mobil di Filipina ada di sebelah kiri!

setir kiri cuy!

Para pengendara mobil di Filipina akan berjalan di lajur sebelah kanan. Jadi kalo nyebrang jalan di Indonesia kita akan nengok kanan dulu baru nengok kiri, maka pas di Filipina kita harus nengok kiri dulu baru ke kanan. Terbalik.

Menjadi unik karena sebetulnya Spanyol –sebagai bangsa yang dulu menjajah Filipina– nyetirnya di kiri, kayak Indonesia. Mungkin sebagai bentuk pemberontakan seutuhnya karena Belanda pun nyertirnya terbalik dari Indonesia.

Jadi pastikan nengok ke kiri dulu kalo mau nyebrang jalan di Filipina. Sejomblo-jomblonya lu, tetep ga mau kan dicium sama bemper mobil?

2. Jangan bawa handphone terlalu canggih


Selain karena sepertinya agak rawan (terbukti dengan adanya tanda larangan membawa shotgun di dalam mall), di sana micro SIM ga ready stock! Apalagi gratis ongkir. Payah, Sist. Kalah deh sama online shop di Jakarta.

Gua berniat beli nomor lokal saat lagi di Angeles City. Tujuannya ya biar bisa tetap terhubung dengan orang di Jakarta dan dengan Tirta sebagai teman seperjalanan. Jadi kalo kita terpisah, lebih mudah untuk saling berhubungan (bukan berhubungan badan, tentunya).

Namun apa dinyana (cailah), gua ga menemukan satu pun toko seluler yang menyediakan micro SIM. Bahkan gerai resmi kartu SIM-nya pun ga ready stock micro SIM. Mereka bilang, untuk micro SIM biasanya harus pre-order dulu. Udah kayak buku anak Twitter aja pake pre-order segala.

Padahal, hampir semua dari smartphone yang beredar sekarang pake micro SIM. Ada baiknya, kalo kita berniat beli nomor sana, pakailah handphone yang ga menggunakan micro SIM.

Biar aman dan pasti-pasti aja deh.

3. Bertanyalah sebelum makan


Bukan dengan pertanyaan, “ada promo pake kartu kredit apa ga, Mbak?”, tapi dengan pertanyaan,

“Apakah makanan ini mengandung babi?”

Mayoritas penduduk Filipina itu memeluk agama Katolik yang ga pantang makan daging babi. Maka bagi yang Muslim, harus lebih hati-hati dalam memilih makanan. Perlu dipastikan terlebih dahulu apa makanan yang ingin dilahap itu mengandung babi atau ga. Jika ingin bebas dari daging babi, bisa mengunjungi Filipina bagian Mindanao karena di sana mayoritas penduduknya beragama Islam.

Di Boracay sendiri, secara di sini tumpah ruah turis asing, banyak banget restoran Eropa yang menggunakan daging babi sebagai bahan dasar makanannya. Ga jarang mereka malah majang kepala babi sebagai hiasan untuk pengundang selera makan.

awas ada babi

Kalo mau yang pasti-pasti, pilihlah restoran Asia. Seinget gua ada restoran Thai dan Jepang di Boracay. Gua sih belom pernah denger babi dimasak tom yam atau sushi bertopping babi. Ya jadi aman lah ya.

Namun di Filipina, daging babi ga hanya dijual di restorannya aja. Di Angeles City, gua beberapa kali jajan cemilan daging babi goreng di pinggir jalan. Gua sempat beli 3 potongan daging ayam goreng, 1 potongan daging babi goreng, dan 1 usus babi goreng dengan harga 15 peso atau kurang lebih 4000 rupiah. Murah banget kan? Tau deh tuh digorengnya pake apaan. Kalo di Indonesia kayaknya udah masuk siaran Reportase Investigasi Trans TV. Terus yang jualan mukanya bakal digelapin, dan dengan suara mirip Chipmunk dia bakal bilang,

“Saya melakukan ini karena tuntutan ekonomi.”

4. Tagalog? What tagalog?


Dari yang gua baca dari buku RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) sejak SD, bahasa resmi orang Filipina adalah Tagalog. Maka dari itu, gua menyempatkan diri mengutilisasi google translate buat cari tau 2 kalimat yang selalu wajib gua pelajari dalam bahasa setempat setiap kali gua traveling. Dua kalimat tersebut dalam bahasa Tagalog jadi kayak gini:

“Kung saan ay ang banyo?”
“Mayroon kang kanin?”

Yang dalam bahasa Indonesia berarti, “Wey, toilet di mana? Kebelet eek nih!” dan “Nasi, mana nasi…”

Gua bingung gimana melafalkan kalimat-kalimat di atas, terutama yang nomor dua. Khawatirnya ketika gua nanya sebuah restoran jual nasi apa ga, bisa-bisa dijawab sambil nyanyi Payphone atau Moves like Jagger.

Namun ketika sampe di sana, gua mendapat kejutan yang menyenangkan. Ternyata hampir semua lapisan masyarakatnya bisa berbahasa Inggris, minimal Inggris pasif! Penjaga kios hape, polisi lalu lintas, sampai ke tukang ojek dan supir angkot bisa menggunakan bahasa Inggris meski terbata-bata. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata bahasa Inggris itu bahasa resmi kedua Filipina selain Tagalog.

Pantes.

5. Tak selamanya, mendung itu kelabu


Nyatanya… di Filipina hujan seharian. Pffft.

Jika kalian memutuskan untuk traveling ke Filipina pada akhir tahun, cuaca adalah kendala yang mungkin bakal menghadang keriaan selama perjalanan. Di setiap akhir tahun, ada badai tropis yang melintas di atas Filipina. Badai ini lah yang membuat kadar curah hujan jadi tinggi sekitar November sampai Januari. Kata penduduk setempat, sebenarnya bulan paling cocok untuk traveling ke Filipina adalah Maret sampe Mei.

Hari kedua di Boracay, hujan turun nyaris 24 jam. Hujan awet dengan tipikal gede ga, gerimis juga bukan. Alhasil rencana kita buat cliff diving di Ariel’s point pun batal. Tirta sempat misuh-misuh karena loncat ke laut dari tebing setinggi 13 meter adalah salah satu tujuan utamanya traveling ke Boracay.

Walaupun cuacanya ga bagus, dengan traveling ke Filipina di akhir tahun itu bisa merasakan suasana Natal yang sangat kental. Berhubung mayoritas penduduknya beragama Katolik, ga heran banyak ornamen-ornamen Natal yang wara-wiri, mulai dari pusat keramaian di tengah kota sampai ke pelosok daerah. Dan bahkan katanya, ornamen-ornamen Natal tersebut udah dipasang sejak bulan Oktober!

Seru kan?

pohon natal di Angeles City

Nah, kira-kira begitu 5 hal yang harus diperhatikan jika traveling ke Filipina versi gua. Nyebrang jalan, handphone, makan, bahasa, dan cuaca.

Semoga bermanfaat ya! Kalo ada yang pernah ke Filipina dan mau nambah-nambahin, silahkan langsung tulis aja di kolom komen di bawah ini.

Feel free to share! :D

Post a Comment for "5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Traveling ke Filipina"