Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Bagaimana Mencintai Tanpa Syarat – Bagian 1

Dunia seakan runtuh… kepala saya tiba – tiba merasa pusing dan pandangan mata terasa kabur berkunang – kunang, segera saya menutup mata dan menarik nafas panjang untuk kembali mendapatkan kontrol atas diri saya.

Dalam hati saya berdoa semoga saya tidak terjangkit wabah berbahaya yang selama beberapa hari ini mulai merebak dan melanda, menyapu habis kampung tempat tinggal saya. Media masa yang terus mengulas dan menampilkan wabah dagelan yang dilakukan oleh sosok yang katanya seorang negarawan peserta salah satu pilpres tahun 2014 di Republik ini, semakin membuat saya merasa miris melihat kelakuan dan tindakan – tindakan susulan yang ditimbulkannya.

Fitnah, adu domba, hujatan, tuduhan – tuduhan yang sarat dengan opini dan egoisme diri terus mengalir membanjiri media masa dan media sosial selama pilpres tahun 2014 ini.

Memang sudah beberapa hari ini, pikiran saya terus berputar mencoba memahami latar belakang mengapa orang – orang yang terjangkit wabah pilpres ini terus melakukan hal – hal di luar kewarasan pikiran mereka.
Apa yang sebenarnya ingin dicapai olehnya?  Dan mengapa Ia terus melakukan tindakan dengan pola emosi dan pola pikiran yang sama?

Pagi ini, setelah berhari – hari merenungkan, akhirnya saya memutuskan untuk memulai riset dan penelitian saya untuk mencoba mengurai dan memberikan sedikit penawar/ obat bagi mereka yang mulai terjangkit wabah pilpres ini, yang tindakannya terlihat semakin egosentris dan aneh (kalau tidak boleh dibilang lugu – “lucu dan guoblok”).

Banyak dari mereka yang kehilangan kewarasan karena membabi buta membela para tokoh junjungan mereka masing – masing, dan mereka lupa bahwa seharusnya fokus utama kita di negeri ini adalah kepentingan seluruh bangsa dan negara kita ini, bukan hanya kepentingan pribadi dan golongan atau bahkan kepentingan partai semata.

Pada akhirnya kita semua mesti mau menyadari bahwa dunia di luar diri kita, adalah merupakan cerminan dari dunia yang ada di dalam diri kita.

Tidak ada perbedaan antara bagaimana kita mencintai dan menghormati orang lain dengan bagaimana kita mencintai dan menghormati diri kita sendiri.

Kita sering melupakan bahwa untuk dapat menciptakan dunia luar yang lebih baik bagi kehidupan kita, kita harus mau terlebih dahulu menciptakan dunia batin yang lebih baik di dalam diri kita.

Lalu bagaimana kita dapat membuat dunia batin kita menjadi lebih baik?

Kita Tidak Dapat Memberikan Sesuatu Yang Tidak Kita Miliki :

Untuk dapat dicintai, Anda harus mampu mencintai diri Anda sendiri terlebih dahulu sebesar yang akan Anda lakukan kepada orang lain.
Apabila Anda tidak mampu mencintai diri Anda sendiri, Anda tidak akan pernah mampu untuk mencintai orang lain!
Memahami efek dari mencintai diri Anda sendiri akan meningkatkan kemampuan Anda untuk menghargai diri Anda.

Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Tanpa “cinta” yang tulus, sebuah “rasa menghargai” hanya akan menjadi ajang untuk saling “menjilat/ mencari perhatian” demi kepentingan pribadi semata.
Akan tetapi tanpa sebuah “perasaan menghargai”, sebuah “cinta” hanya akan berakhir dengan omong kosong belaka.

Ingin bukti?
Cobalah terus katakan dan tunjukkan “cinta” Anda kepada pasangan Anda, anak Anda, orang tua Anda, rekan bisnis Anda, pelanggan Anda, tanpa “menghargai” mereka, bisakah Anda melakukannya? Lupakan semua janji dan komitmen yang telah Anda ucapkan, rendahkan mereka, lecehkan pribadi mereka, bisakah mereka merasakan “rasa cinta” Anda?

Untuk menjadi pribadi yang mampu mencintai dan menghargai diri Anda sendiri, renungkanlah pertanyaan berikut ini :
“Apakah yang akan Anda lakukan agar Anda mampu menghargai diri Anda sendiri?“
“Perilaku, sikap, kebiasaan, pola pikir, dan pertemanan seperti apa yang harus Anda tunjukkan untuk menghargai dan menghormati diri Anda sendiri?”

Ketika Anda tidak dapat mencintai diri sendiri, Anda akan terus diganggu oleh kebingungan dan keraguan terhadap keberadaan diri Anda sendiri.   Sebagai akibatnya, Anda akan terus berusaha, mengejar dan melakukan apapun agar seseorang mau memberikan perhatian akan keberadaan diri Anda.
Bahkan Anda sering kali mengalami kesulitan untuk sekedar berdiam diri dan menikmati kesendirian Anda.
Dalam kasus yang lebih intens ada Anda bahkan dapat depresi dan membenci diri Anda sendiri.

Tantangannya adalah bahwa “Kita tidak akan dapat memberikan sesuatu yang tidak Kita miliki”, semakin kita membenci diri sendiri, semakin kita tidak mampu untuk memberikan “cinta dan penghargaan” terhadap orang lain dengan tulus.

Dan semakin kita tidak menunjukkan “cinta dan penghargaan” terhadap orang lain di sekeliling kita, semakin tidak mungkin kita mendapatkan “cinta dan penghargaan” yang SEBENARNYA dari orang – orang tersebut.

Sampai Anda tahu bagaimana untuk mencintai diri sendiri secara apa adanya akan selalu ada perang batin yang terjadi yang akan terus menyedot energi dan mensabotase usaha Anda untuk bergerak menuju kebahagiaan.
Untuk dapat lepas dari Sindrom Narsis Wor Klowor ini, Anda dapat melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini :



1.  Maafkanlah Diri Anda :
Anda berhak untuk memulai kehidupan Anda yang baru! Ada banyak orang di luar sana yang memiliki kehidupan yang lebih keras, lebih memalukan dan bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan yang telah kita alami.
Apabila saat ini Anda sedang berada di titik terendah dalam kehidupan Anda, merasa rendah diri dan tidak berharga entah karena sebab apapun, mari bukalah diri Anda, ubahlah kualitas pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran Anda.

Berfokuslah pada solusi dan pembelajaran agar Anda dapat terus bertumbuh menjadi lebih baik setiap waktunya.

Sebagai contoh, mari kita bandingkan jawaban yang muncul dalam pikiran Anda apabila kita menanyakan hal berikut ini pada diri kita sendiri :

a) Mengapa sih saya selalu gagal?
b) Apa yang saya pelajari dari kegagalan saya di masa lalu? Dari pelajaran ini, apa yang harus saya lakukan agar saya mampu memiliki peluang berhasil yang lebih besar?

Bandingkan jawaban yang Anda hasilkan dari pertanyaan a dan b itu? Apakah berbeda?

Mana yang lebih membuat Anda merasa nyaman? Mana yang lebih memberikan dorongan bagi Anda untuk lebih maju dan berubah lebih baik?

Bukalah diri Anda, masa lalu Anda tidaklah sama dengan masa depan Anda kecuali jika Anda mengijinkannya dengan tidak melakukan perubahan atas apa yang Anda lakukan dan tidak Anda lakukan dalam kehidupan Anda saat ini.

Semua tindakan dan keputusan kita di masa lalu adalah yang terbaik yang bisa kita lakukan berdasarkan tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, dan pertemanan yang kita miliki. Apabila Anda tidak menyukainya hasil yang telah Anda dapatkan saat ini, ubahlah tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, dan komunitas dimana kita sering berkumpul.

Arahkan dan ubahlah menuju ke arah hidup impian Anda.

Ayo sekarang saatnya Anda untuk berlari menuju cermin di rumah Anda dan tataplah mata Anda sendiri di sana, tarik nafas yang dalam dan katakanlah dengan sepenuh hati :

“Saya memaafkan diri saya untuk…. (tindakan nyeleneh yang pernah Anda lakukan)….. Itu saya yang dulu! Mulai hari ini saya adalah orang yang …. (buatlah pernyataan positif yang membuat Anda mampu merasa bangga apabila Anda saat ini juga Anda telah menjadi orang yang seperti yang Anda sebutkan ini).

Setiap hari adalah hari yang baru. Tidak ada satu haripun dalam hidup Anda yang sama persis dengan hari yang lalu.

Tertawalah lebih sering, dan tertawakanlah diri Anda sendiri ketika membuat kekonyolan.

Namun belajarlah dari hasil/ feed back yang Anda dapatkan dari kekonyolan Anda tersebut.

Lakukan penyesuaian terhadap tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, dan network Anda untuk menuju ke arah hasil yang Anda inginkan dalam hidup Anda.

Nah, setelah Anda memaafkan diri Anda, sekarang saatnya Anda memeluk diri Anda sendiri dengan tulus ikhlas…

Lingkarkan tangan Anda pada pundak Anda, peluk diri Anda sendiri dan katakan saya mengasihi diri saya, saya mencintai diri saya, dan saya menghargai diri saya.

Mulai hari ini, tunjukkanlah bahwa Anda memang orang yang layak untuk dicintai, dikasihi, dan dihargai melalui setiap tindakan, keputusan, dan kebiasaan yang Anda lakukan!

Setelah Anda melalui tahap ini, mari saatnya kita menuju ke langkah berikutnya…

Bagaimana Mencintai Tanpa Syarat – Bagian 2

Post a Comment for "Bagaimana Mencintai Tanpa Syarat – Bagian 1"